Jumat, 18 Oktober 2013

Mengapa Koperasi belum bisa menjadi Pilar Utama Perekonomian Indonesia?

Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Empat pilar yang menjadi tiang-tiang penopang kehidupan koperasi kredit yakni pendidikan, swadaya, solidaritas dan inovasi.
Pendidikan
Pertumbuhan dan keberlanjutan kehidupan koperasi kredit sangat mengandalkan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana utama untuk membangun insan koperasi kredit sadar berkoperasi dan mampu berkoperasi kredit dalam mewujudkan kehidupan anggotanya yang sejahtera dan bermartabat.
Setiap orang untuk menjadi anggota koperasi kredit hanya melalui pintu pendidikan. Sebab pendidikan mempunyai tugas penting untuk menanamkan kesadaran akan nilai-nilai koperasi kredit antara lain kemandirian, solidaritas, kerja sama, kejujuran, bekerja keras dan cerdas, tanggungjawab sosial dan saling percaya. Koperasi kredit dimulai dari pendidikan, berkembang karena pendidikan dan dikontrol oleh pendidikan.
Dengan demikian, melalui pendidikan yang terus-menerus, insan koperasi kredit juga dapat disadarkan untuk membangun diri dalam kebersamaan demi membentuk karakter sebagai insan kopdit mulai mengatur ekonomi keluarga secara bijaksana. Pendidikan membuat kita beralih dari pola hidup boros untuk hidup hemat dan mulai menabung dari penghematan uang jajan setiap hari.
Swadaya
Swadaya berarti membangun kekuatan sendiri. Melalui pilar swadaya ini, para insan koperasi kredit selalu percaya diri dan mempunyai rasa harga diri untuk terus berjuang mempertahankan hidup secara bermartabat dalam kerjasama dan kebersamaan dengan orang lain. Koperasi kredit selalu berusaha untuk sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri untuk mengembangkan koperasi kreditnya semakin besar dan sehat serta para anggotanya semakin sejahtera.
Melalui semangat swadaya, kita membangun kekuatan masyarakat setempat melandaskan filosofi pemberdayaan Raiffesien yakni “hanya orang miskin yang dapat mengatasi kesulitannya sendiri” dengan cara menabung dari apa yang ada pada orang miskin, dipinjamkan kepada orang miskin untuk pengembangan ekonomi rumah tangganya.
Koperasi kredit sejak awal terbentuknya tetap konsisten untuk menggerakkan usahanya dengan berpijak pada simpanan dan tabungan dari anggota, kemudian dipinjamkan kepada anggota. Anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi kredit. Kemandirian membebaskan koperasi kredit dari berbagai intrik kepentingan yang memudarkan semangat keswadayaan.
Solidaritas
Solidaritas koperasi kredit mewujud dalam semboyannya “kau susah aku bantu, aku susah kau bantu” menjadi semangat yang menjiwai segenap insan koperasi kredit.
Semangat solidaritas itu nampak secara nyata dalam kegiatan: simpan teratur, pinjam bijaksana dan angsur tepat waktu agar terjadi saling tolong menolong di antara sesama anggota dan masyarakat sekitar.
Solidaritas menyadarkan anggota koperasi kredit untuk tidak hanya memikirkan dirinya sendiri melainkan harus saling melayani, tolong menolong dan berbuat baik demi kebaikan bersama.
Inovasi
Inovasi juga menjadi salah satu pilar penting bagi koperasi kredit untuk bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Inovasi yang dilakukan koperasi kredit saat ini adalah menggunakan teknologi komputerisasi dalam pelayanan kepada anggota serta variasi produk simpanan dan pinjaman sesuai kebutuhan anggota. Berbagai terobosan dan inovasi tersebut membuat koperasi kredit semakin berkembang besar, sehat dan dicintai oleh masyarakat Flores umumnya terutama masyarakat Kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo.
Kehadiran koperasi kredit tidak hanya membangun ekonomi anggota saja tetapi juga memberikan nilai tambah secara sosial budaya, adanya proses pembebasan diri dan orang lain, menjadi wadah dialog kehidupan, menumbuhkan harkat dan martabat segenap insan koperasi kredit berdasarkan empat pilar utamanya yakni pendidikan, swadaya, solidaritas dan inovasi. Untuk itu, empat pilar dimaksud harus terus dijaga, dipelihara dan dilaksanakan oleh setiap insan koperasi kredit hari ini dan generasi akan datang.

Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari:
1.     kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor,
2.     penyedia lapangan kerja yang terbesar,
3.     pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan    pemberdayaan masyarakat,
4.      pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta
5.      sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang.


Sistem administrasi koperasi di Indonesia masih tergolong buruk sehingga membuat  koperasi sulit didongkrak untuk menjadi bisnis berskala besar. "Salah satu yang menjadi penghalang koperasi menjadi bisnis skala besar dan belum bisanya menjadi pilar utama perekonomian Indonesia adalah pada

1.   kualitas sumber daya manusia,
2.   pelaksanaan prinsip koperasi, dan
3.   sistem administrasi dan bisnis yang masih rendah," kata Asisten Deputi Urusan Asuransi dan Jasa Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Toto Sugiyono, Sabtu (14/9).




Sumber : Bisnis Indonesia