Minggu, 09 Oktober 2011

Mitos dan Rahasia Borobudur

 


  •   Arca Kunto Bimo
Arca Budha di dalam stupa teras Arupadhatu, pada teras melingkar tingkat I sisi Timur. Arca yang berada di dalam stupa lubang belah ketupat tersebut terkenal dengan nama Kunto Bimo. Siapa saja yang dapat menyentuh jari manis untuk pengunjung laki-laki dan tumit untuk pengunjung perempuan, maka segala keinginannya dapat terkabul.
Fakta : mitos tentang arca Kunto Bimo menurut Soekmono hanyalah akal-akalan dari petugas candi pada tahun 1950an yang dengan sengaja menaruh bunga-bungaan dan uang receh di atas pangkuan arca dengan harapan membuat arca tersebut seolah-olah sakral. Namun tanpa diduga ternyata banyak pengunjung yang mengikuti untuk melempar uang receh. Sehingga setiap sore petugas candi dapat memperoleh berkah yang lumayan.
  • Singa Urung
Ada juga mitos mengenai Singa Urung, yaitu sebutan masyarakat sekitar untuk sepasang arca singa pada sebelah kanan dan kiri tangga naik candi. Menurut cerita, sepasang kekasih yang lewat di antara kedua arca tersebut hubungannya tidak akan sampai pada jenjang pernikahan. Urung dalam bahasa Jawa dapat diartikan gagal.

  • Gunadharma tertidur
Pada sebelah selatan Candi Borobudur terdapat perbukitan Menoreh. Bila diamati dari puncak candi, deretan perbukitan tersebut akan tampak seperti sesosok manusia sedang tertidur dengan kepala berada pada bagian barat. Menurut mitos, perbukitan tersebut merupakan jelmaan Gunadharma, yang disebut sebagai arsitek Candi Borobudur. Dikatakan bahwa dia beristirahat setelah melakukan pengerjaan candi yang memakan waktu hingga puluhan tahun.

  • Batu candi ditempel menggunakan putih telur
Beredar mitos di masyarakat luas jika batu-batu penyusun Candi Borobudur direkatkan dengan putih telur. Namun hal yang sebenarnya adalah batu-batu penyusun Candi Borobudur tersusun saling mengunci sehingga terkesan melekat antara batu yang satu dengan yang lain.

  • Stupa Candi Borobudur
Stupa Candi Borobudur memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan stupa pada candi Budha yang lain. Keunikan tersebut yaitu : apabila arca Hindu dipahatkan dengan ornamen yang raya, namun pada arca Dhyani Budha Candi Borobudur yang terdapat di dalam stupa hanya dipahatkan secara “polos”. Namun karena kreatifitas dari pembuat stupa selain berdasarkan filosofis, maka stupa-stupa pada tingkat I dan II yang memiliki lubang baik belah ketupat atau segi empat ketika terkena sinar matahari akan membentuk bayang-bayang pada arca Dhyani Budha di dalamnya. Alhasil arca Dhyani Budha yang tadinya “polos” seolah-olah memakai pakaian dengan motif kotak-kotak. 

  • Arca Kyai Belet
Arca yang sekarang berada di Museum Karmawibhangga ini diperkirakan merupakan arca dari stupa induk. Selain disebut Kyai Belet, arca ini juga sering disebut dengan unfinished Budha. Hal tersebut karena tampak dari pahatan yang kasar sehingga terkesan belum selesai atau “produk gagal”. Bentuk pahatan yang kasar, wajah tidak sempurna, pahatan keriting rambutnya kasar, pahatan sela-sela jari dan lipatan jubahnya tidak jelas, perbandingan lengan atas tangan kiri dan kanan tidak seimbang. Arca ini memiliki sikap tangan Bhumisparsamudra, yaitu posisi telapak tangan kanan terbuka dengan menghadap ke bawah (bumi). Arca ini memiliki tinggi kurang lebih 150 cm dengan berat 500 kg. Oleh masyarakat sekitar, arca ini dianggap sakral karena dipercaya dapat memberikan berkah.


Pengertian Mitos

Ada beberapa pengertian mitos yang diungkapkan oleh para sejarawan. Dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan bahwa Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.

Mitos sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga masyarakat yang tidak mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka masyarakat yang mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan. Sebenarnya boleh kita mempercayai mitos, namun tidak sampai berlawanan atau bertentangan dengan ajaran agama Islam. Meskipun begitu, tidak sedikit kalangan yang menentang mitos. Pendapat yang menentang mitos tersebut mereka dasarkan pada logika dan juga pemikiran mereka sendiri. Mari dicermati segala macam mitos-mitos yang beredar jangan langsung dipercaya bila tidak diikuti dengan fakta.


Sumber :
http://www.ullensentalu.com/versiCetak.php?idberita=93

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar

Tidak ada komentar: