- Arca Kunto Bimo
Arca Budha di dalam stupa teras
Arupadhatu, pada teras melingkar tingkat I sisi Timur. Arca yang berada di
dalam stupa lubang belah ketupat tersebut terkenal dengan nama Kunto Bimo.
Siapa saja yang dapat menyentuh jari manis untuk pengunjung laki-laki dan tumit
untuk pengunjung perempuan, maka segala keinginannya dapat terkabul.
Fakta : mitos tentang arca Kunto
Bimo menurut Soekmono hanyalah akal-akalan dari petugas candi pada tahun 1950an
yang dengan sengaja menaruh bunga-bungaan dan uang receh di atas pangkuan arca
dengan harapan membuat arca tersebut seolah-olah sakral. Namun tanpa diduga
ternyata banyak pengunjung yang mengikuti untuk melempar uang receh. Sehingga
setiap sore petugas candi dapat memperoleh berkah yang lumayan.
- Singa Urung
Ada juga mitos mengenai Singa
Urung, yaitu sebutan masyarakat sekitar untuk sepasang arca singa pada sebelah
kanan dan kiri tangga naik candi. Menurut cerita, sepasang kekasih yang lewat
di antara kedua arca tersebut hubungannya tidak akan sampai pada jenjang
pernikahan. Urung dalam bahasa Jawa dapat diartikan gagal.
- Gunadharma tertidur
Pada sebelah selatan Candi
Borobudur terdapat perbukitan Menoreh. Bila diamati dari puncak candi, deretan
perbukitan tersebut akan tampak seperti sesosok manusia sedang tertidur dengan
kepala berada pada bagian barat. Menurut mitos, perbukitan tersebut merupakan
jelmaan Gunadharma, yang disebut sebagai arsitek Candi Borobudur. Dikatakan
bahwa dia beristirahat setelah melakukan pengerjaan candi yang memakan waktu
hingga puluhan tahun.
- Batu candi ditempel menggunakan putih telur
Beredar mitos di masyarakat luas
jika batu-batu penyusun Candi Borobudur direkatkan dengan putih telur. Namun
hal yang sebenarnya adalah batu-batu penyusun Candi Borobudur tersusun saling
mengunci sehingga terkesan melekat antara batu yang satu dengan yang lain.
- Stupa Candi Borobudur
Stupa Candi Borobudur memiliki
keunikan tersendiri dibandingkan dengan stupa pada candi Budha yang lain.
Keunikan tersebut yaitu : apabila arca Hindu dipahatkan dengan ornamen yang
raya, namun pada arca Dhyani Budha Candi Borobudur yang terdapat di dalam stupa
hanya dipahatkan secara “polos”. Namun karena kreatifitas dari pembuat stupa
selain berdasarkan filosofis, maka stupa-stupa pada tingkat I dan II yang
memiliki lubang baik belah ketupat atau segi empat ketika terkena sinar
matahari akan membentuk bayang-bayang pada arca Dhyani Budha di dalamnya.
Alhasil arca Dhyani Budha yang tadinya “polos” seolah-olah memakai pakaian
dengan motif kotak-kotak.
- Arca Kyai Belet
Arca yang sekarang berada di
Museum Karmawibhangga ini diperkirakan merupakan arca dari stupa induk. Selain
disebut Kyai Belet, arca ini juga sering disebut dengan unfinished Budha. Hal
tersebut karena tampak dari pahatan yang kasar sehingga terkesan belum selesai
atau “produk gagal”. Bentuk pahatan yang kasar, wajah tidak sempurna, pahatan
keriting rambutnya kasar, pahatan sela-sela jari dan lipatan jubahnya tidak
jelas, perbandingan lengan atas tangan kiri dan kanan tidak seimbang. Arca ini
memiliki sikap tangan Bhumisparsamudra, yaitu posisi telapak tangan kanan
terbuka dengan menghadap ke bawah (bumi). Arca ini memiliki tinggi kurang lebih
150 cm dengan berat 500 kg. Oleh masyarakat sekitar, arca ini dianggap sakral
karena dipercaya dapat memberikan berkah.
Pengertian Mitos
Ada beberapa pengertian mitos
yang diungkapkan oleh para sejarawan. Dari beberapa pengertian itu dapat
disimpulkan bahwa Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau
makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar
– benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya
menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk
topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang
berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos sangat berpengaruh bagi
kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga
masyarakat yang tidak mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti
kebenarannya, maka masyarakat yang mempercayainya merasa untung. Tetapi jika
mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan. Sebenarnya boleh kita mempercayai mitos,
namun tidak sampai berlawanan atau bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Meskipun begitu, tidak sedikit kalangan yang menentang mitos. Pendapat yang
menentang mitos tersebut mereka dasarkan pada logika dan juga pemikiran mereka
sendiri. Mari dicermati segala macam mitos-mitos yang beredar jangan langsung
dipercaya bila tidak diikuti dengan fakta.
Sumber :
http://www.ullensentalu.com/versiCetak.php?idberita=93
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar